Top perkentotan Secrets

Sama sekali tak terlihat dari diri para ummahat di hadapanku itu rasa sedih akan ditinggal oleh kekasihnya selama four bulan. Aku benar-benar dibuat takjub, bahkan dari pembicaraan yang selalu mereka bicarakan pasti tak jauh-jauh dari pembicaraan tentang kebesaran Allah. Belum pernah kurasakan suasana iman yang begitu kuat seperti saat ini. Targhib dan nasihat yang disampaikan terdengar dalam dan mengena dihatiku meski dibalut dengan bahasa yang santai dan mudah dicerna bahkan bagi orang ‘awam’ sepertiku.8964 copyright protection169712PENANA5mYnSzXSJr 維尼

Kalau dibanding dengan oral seks mas Fahmi, ibarat langit dan bumi. Aku pun dibuat tak berdaya oleh liarnya lidah sang kyai pondok yang hafidz 30 juz dan juga alim itu.

Alhasil aku pun hanya bisa menggigit kuat bibir bawahku dan memejamkan mata karena intensnya sensasi kenikmatan yang dihantarkan melalui permainan mulut mas Fahmi di kedua bukti kembarku yang tampak ranum.8964 copyright protection169712PENANAshtG7YONxR 維尼

Aku tadi memekik karena pijatan mbak Wati sudah sampai di daerah paha atasku. Disitu dan beberapa daerah lainnya memang aku geli sekali.

Vaginaku sedang diperkosa oleh pria yang sama sekali tak ku kenal, dan aku dipaksa untuk mengoral vagina wanita lain. Betapa menyedihkanya seorang istri yang alim dan setia dipaksa melakukan ini, tapi itulah yang terjadi.

Sekarang aku berada di persimpangan. Pak Wawan baru saja memilih seseorang dari handphoneku untuk menjadi penggantiku. Jika aku berhasil membuatnya terjebak disini, pak Wawan akan melepaskanku.

Pak Wawan bahkan memintaku untuk memakai semua pakainku, lengkap dengan jilbabku. Kemudian dia kembali memperkosaku. Katanya aku jauh lebih menggairahkan dengan jilbab di kepalaku seperti ini.

“Nanti kalau pas Abah lagi ada acara trus mba Rida diminta ‘datang’, deketin Abah jangan jalan berdiri, tapi merangkak gitu mba..”, kata Ummah Hawa beberapa waktu yang lalu.8964 copyright protection169712PENANAIaQzVfUOuN 維尼

Masalahnya, orang yang dipilih pak Wawan itu adalah adik iparku sendiri, dan dia belum menikah. Aku jadi tak tega untuk mengorbankanya juga. Aku tak ingin keperawanannya hilang oleh lelaki busuk ini. Tapi kalau aku tidak menurutinya, aku akan terus menjadi budak seks pak Wawan.

Aku membuka mataku dan terkejut karena dia ternyata sudah melepas pakaiannya tadi, tinggal memakai BH dan celana dalam saja. Dia memelukku sambil tetap memainkan payudaraku, lalu tiba-tiba saja dia menciumku.

Begitulah diriku, munafik dalam diriku tersimpan begitu rapat oleh lebarnya cadar dan jilbabku. Rasa sakit saat membayangkan mas Fahmi nantinya akan pergi meninggalkanku jika tau aku mencuranginya benar-benar membuatku takut.

Mas Fahmi pun hanya tersenyum dan mulai melepas kaos yang ia kenakan. Aku pun terpana melihat tubuhnya yang cukup atletis dengan dada bidang dan perut yang menawan. Belum selesai aku memandangi tubuhnya, mataku kembali dikejutkan saat melihat kontol mas Fahmi yang sudah tegak mengacung sesaat setelah ia melepas sirwalnya. Tak pernah kubayangkan kalau akan sebesar dan sepanjang itu dengan panjang 16cm dan diameter 3,5cm.

Sekali saja memandangnya, seluruh hatiku langsung luluh lantak. Bagi orang awam sekalipun langsung bisa menilai kalau beliau ini orang yang istimewa. Selain karena keilmuannya dan juga hafalannya, juga kesholihan yang terpancar begitu jelas tapi tetap terbalut dengan ketawadhu’an beliau sebagai istri seorang kyai di pondok itu. Setelah beberapa saat, ummah Hawa pun memandangku dan membuatku semakin terkejut. Mas Fahmi sempat bercerita kalau Abah Mahmud berusia sekitar 60an tahun, bagiku umur segitu sudah termasuk tua. Tapi ummah Hawa tak terlihat tua sedikitpun. Bahkan aku bisa menebak kalau umurnya masih sekitar 35an tahun. Hampir tak tampak kerutan karena usia di wajahnya yang putih bersih kenyal dan ‘glowing’ itu.

Ummah Hawa pun hanya tersenyum mendengar pendapatku soal Abah Mahmud. Memang aku tak terlalu tahu soal kedalaman ilmu agama beliau, tapi cukuplah kesan pertama tadi membuatku merasa seperti kerikil bokep di hadapan gunung. Hari-hari pun kami lalui dengan suasana kebersamaan meski berbeda umur. Bu Retno dan bu Sinta lah yang paling ribet kalau sudah mulai pembicaraan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *